SekolahKu rumah keduaKu

Selasa, Maret 13, 2012

KESAN DAN PESAN

kesan : seneng banget bisa kenal semuanya, kasih winda wawasan baru
pesan : be your self !!!!

MEMBER SUPER "HAWA" JUNIOR

1.Tessa (teLee): Yang paling tua di kelas. paling gak suka dengan yang namanya"kopi".
2.dian : Yang paling suka pisang. pandai bersandiwara. suka gangguin ica,gak terlalu suka di foto.
3.mitha (mimin) : Yang paling pinter masak.
4.lovita (taewon) :  alergi  teloor,seafood,gak suka kue .tapi tetep aja makan seafood karena memang suka
5.ciwa : alergi seafood, suka gambar pohon,suka jalan-jalan.
6.ica : suka ketawa, teman dekatnya yani, suka digangguin dian .
7.yani (dongYa): teman dekatnya ica, suka ketawa.
8.dhilla (Chulla): dipanggil omma karena suka ngingatin kami.
9.eliya (DongLi) : paling gak suka ikan ,ta[i dia pintar ,teman dekatnya ekah
10.eka (Hanka): suka minwoo boyfriend, teman dekatnya eliya
11.mayang(kyuMay) : yang paling muda di kelas,paling suka nasi goreng.
12.hafizha (FiEun): sering bawa bekal seafood
13.winda (WiWook): tukang tidurr
 
    Ini semua cuma pendapat winda......
 maaf ya! kalau ada yang tersinggung :)
sorry buat dian,ciwa,dengan ica ,winda lupaaa!!
            

Jumat, Februari 10, 2012


Penampilan megah sebuah sekolah merupakan harapan semua orang, tetapi jika hanya dijadikan penampilan fisik semata tanpa ada perbaikan atau peningkatan dari segi layanan sepertinya juga bukan indikator keberhasilan. Sekolah  sebagai ruang publik tempat transformasi pengetahuan dan sikap dari guru kepada siswa juga harus menciptakan kenyamanan bagi semua pihak yang disebut sebagai warga sekolah . Karena itu sekolah perlu dikelola dengan manajemen yang bagus.
Kadang  sekolah adalah rumah kedua bagi para siswa bahkan guru, ada kalanya siswa kami sangat betah berada di sekolah walaupun jam belajar usai. Atau ada pula bapak dan ibu guru yang betah berlama di sekolah untuk menuntaskan obrolan  yang membawa makna dalam untuk meningkatkan hubungan sosialisasi. Sekolah menciptakan lintas komunikasi yang bisa saja sehat (bahkan menyakitkan bagi para objek penceritaan bukan objek pencitraan).
Tugas berat  di sekolah untuk tetap mempertahankan kultur seperti rumah yang nyaman, tempat yang menyenangkan untuk menimba, mengambil, dan berbagi pengalaman dengan sesama  pelajar atau dari guru (sebagai orang tua di sekolah) kepada para siswanya. Terjalin kerja sama yang akrab dan hangat, jauh dari perasaan saling melecehkan hingga menciptakan lapangan kekerasan yang tidak patut untuk diceritakan. Tentu saja guru dan orang tua masing-masing siswa perlu senantiasa membangun kerja sama yang erat dan harmonis untuk membentuk buah-buah bangsa menjadi tunas-tunas (pohon) kehidupan bangsa ini.